Kedisiplinan mencakup tiga ranah: pikiran, manusia, dan aksi. Proses ini dimulai dengan mendisiplinkan pikiran untuk mencapai yang terbaik dalam pertumbuhan dan perkembangan. Keberhasilan akhirnya sangat bergantung pada keterampilan pemimpin dalam melakukan eksekusi. Di sinilah kapasitas pemimpin teruji, karena kombinasi kemampuan eksekusi dan kecakapan manajerial memungkinkan mereka mengelola berbagai masalah dengan program yang jelas dan menyelesaikan tugas dengan tepat. Sebagai leader as executor, pemimpin yang efektif mampu melaksanakan rencana yang memberikan dampak positif pada pola kepemimpinannya. Mengembangkan strategi kerja yang tepat sangat penting dan memerlukan kecerdasan emosional dalam kepemimpinan. Konflik dalam manajemen memang tak terelakkan, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita menanggapinya untuk mencapai solusi yang menguntungkan perusahaan. Coaching, konseling, dan mentoring adalah alat vital dalam pembinaan sumber daya manusia, yang berperan dalam mengembangkan perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang kompeten. Saat ini, seorang pemimpin perlu fokus pada pendapatan (revenue), bukan hanya mengutamakan pengurangan biaya (cost-cutting) melalui inisiatif jangka pendek. Pendekatan yang berorientasi pada pertumbuhan yang lebih berkelanjutan akan memberikan hasil yang lebih signifikan bagi organisasi.